Archives

gravatar

Renungan untuk yang masih muda

Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.

Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa Ibu-Ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang Opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Lalu sang teman mencoba mendekati Opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang Opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si Opa menceritakan kisah hidupnya.

Si Opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. "Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus."

"Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan Biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga."

"Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukannya."

"Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak efisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung."

"Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan."

"Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita idalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?"

"Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?"

"Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya."

"Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri."

"Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya."

Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang Opa.

Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang Opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.

Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.

Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ? Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.

Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.

When was the last time you chat to your parent? THEY NEED YOU!

Love your parents in anyway they are...


Sumber : Wonderful Stories

Selanjutnya...
gravatar

Pengorbananku...

Beribu cinta datang padaku, beribu penolakan kuberikan
Beribu harapanku padamu, namun belum jua tersapa salamku padamu
Belum berpihak jua cintamu padaku
 
Samudra mana yang tak pernah kusebrangi ?
Gunung mana yang tak pernah kudaki ?
Langit mana yang tak pernah kutatapi ?
Dan daratan mana yang tak pernah kujejaki ?

Hanya demi melihat senyummu, hanya demi mendengar suaramu
Dan hanya demi merasakan keberadaanmu
Jawablah wahai Pujaanku . . .

Seberapa dalam lagi ku harus terjatuh ?,
Seberapa tinggi lagi ku harus melompat ?,
Seberapa jauh lagi ku harus berlari ?
Dan seberapa cahaya lagi ku harus terangi kegelapan ini ?
Jawablah wahai Pujaanku . . .

Seberapa jauh lagi pengorbananku ?
Sampai kapan aku harus menunggumu ?
Tahukah kau waktu trus berputar ?
 
Puisiku.net

Selanjutnya...
gravatar

Kaukah Sekeping Hatiku Itu..?

Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan,
Dua tangan untuk memegang,
Dua telinga untuk mendengar dan
Dua mata untuk melihat.

Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita..?
itu karena Tuhan telah memberikan sekepingnya lagi pada seseorang,,
Nah skarang tugas kitalah mencari seseorang tsb. Sekeping hati itulah Cintamu.

Selanjutnya...
gravatar

---- Maaf Cintaku ----

Cintamu ibarat badai pasir yg menghantam mataku
Hingga aku buta akan kekuranganmu

Cintamu bagaikan malam yg gelap gulita
Hingga aku lupa akan statusmu

Maaf cintaku,,bukan maksud hati mengecewakanmu
tapi aku ga' mau menjadi benalu di pohon cintamu yg lain..
 
(By Shan A Shiny).
 
 

Selanjutnya...
gravatar

Antara Cinta dan Pengorbanan

Suatu hari seekor Burung jatuh cinta pada setangkai Mawar Putih,, si burung pun berusaha mengungkapkan perasaannya kepada si Mawar putih.

Si Burung : "Mawar Putih Aku mencintaimu..."
Si Mawar Putih berkata :"Aku tak akan pernah bisa mencintaimu burung..!"

...Si Burung ga' menyerah, Setiap hari ia datang tuk bertemu dengan Si Mawar putih,,,
Akhirnya Mawar putih pun berkata : "Aku akan mencintaimu, Jika kamu dapat mengubah aku menjadi Mawar Merah !"

Dan suatu hari Si Burung datang kembali...Si Burung memotong sayapnya dan menebarkan darahnya pada Si Mawar Putih, Hingga Si Mawar Putih pun berubah menjadi Merah...
Akhirnya... Si Mawar Putih pun sadar betapa besar cinta Si Burung pada dirinya,, Tapi semua sudah terlambat... Karena Si Burung ga' akan kembali lagi ke dunia...

"Hargailah seseorang yg mencintaimu.. Sebelum dia pergi meninggalkanmu....Selamanya..."

Dikutip dari berbagai sumber.

Selanjutnya...
gravatar

Hai pa kabar...?

Lama ga' ktemu,, eehh kau tambah cantik
pa lg waktu tersenyum memandangku...hhmmm.... anganku melambung

"hai pa kabar...?"
Jiwaku tersentak ketika kau menyapa
Aku Tersanjung... kau masih mengingatku...

Satu jam berlalu ga' terasa
Kau bercerita tentang kisahmu akupun begitu
hmm.. kau masih seperti yang dulu
Ceria...menyenangkan...

"...udah sore aku pulang dulu ya.. ntar tlat nyampe rumah..."
Aku baru sadar kalau matahari hampir tenggelam,, "Ok dech.. sampe ktemu lg..." jawabku...
Sialnya aku lupa minta no hpnya... huhhh...

Biarlah...
Kisahmu-kisahku...hhmmm...kisah kita
'Kan ku simpan erat dalam relung hatiku yang paling dalam...

Selanjutnya...
gravatar

Kenangan Indah...

Tersimpan kenangan indah dalam lagu ini...

Karena Ku Cinta Kau
Jika ada yang bilang ku lupa kau
Jangan kau dengar
Jika ada yang bilang ku tak setia
Jangan kau dengar
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau

Jika ada yang bilang ku tak baik
Jangan kau dengar
Jika ada yang bilang ku berubah
Jangan kau dengar
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau



Saat kau ingat aku ku ingat kau
Saat kau rindu aku juga rasa
Ku tahu kau s'lalu ingin denganku
Ku lakukan yang terbaik
Yang bisa ku lakukan
Tuhan yang tahu ku cinta kau

Jika kau tak percaya padaku
Sakitnya aku
Jika lebih dengar mereka
Sedih hatiku
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau.. kau..



Saat kau ingat aku ku ingat kau
Saat kau rindu aku juga rasa
Ku tahu kau s'lalu ingin denganku
Ku lakukan yang terbaik
Yang bisa ku lakukan
Tuhan yang tahu ku cinta kau

Saat kau ingat aku ku ingat kau
Saat kau rindu aku juga rasa
Ku tahu kau slalu ingin denganku
Kau tahu ku juga ingin denganmu
Ku tahu kau s'lalu ingin denganku
Ku lakukan yang terbaik
Yang bisa ku lakukan
Tuhan yang tahu ku cinta kau

Selanjutnya...
gravatar

Hidup Untuk Memberi

Di suatu sore hari pada saat aku pulang kantor dengan mengendarai sepeda motor, aku disuguhkan suatu drama kecil yang sangat menarik, seorang anak kecil berumur lebih kurang sepuluh tahun dengan sangat sigapnya menyalip disela-sela kepadatan kendaraan disebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta.

Dengan membawa bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda, sambil membagikan bungkusan tersebut,ia menyapa akrab setiap orang, dari tukang koran, penyapu jalan, tuna wisma sampai pak polisi.

Pemandangan ini membuatku tertarik, pikiranku langsung melayang membayangkan apa yang diberikan si anak kecil tersebut dengan bungkusannya. Apakah dia berjualan? Kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya atau…?? Untuk membunuh rasa penasaranku, aku pun membuntuti si anak kecil tersebut sampai diseberang jalan, setelah itu aku langsung menyapa anak tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang.

“De, boleh kakak bertanya?”
“Silahkan kak.”
“Kalau boleh tahu yang barusan adik bagikan ketukang koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan pak polisi, itu apa?“
“Oh… itu bungkusan nasi dan sedikit lauk kak, memang kenapa kak?“ Dengan sedikit heran ia balik bertanya.
“Oh.. tidak. Kakak cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sudah terbiasa dan cukup akrab dengan mereka. Apa kamu sudah lama kenal dengan mereka?”

Lalu adik kecil ini mulai bercerita, “Dulu, aku dan ibuku sama seperti mereka hanya seorang tuna wisma, setiap hari bekerja hanya mengharapkan belaskasihan banyak orang, dan seperti kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai kami sering tidak makan, waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering kehujanan, apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat-sangat sedih, namun setelah ibu ku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik.”

“Maka dari itu ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu, jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup, kenapa kita tidak dapat berbagi kepada mereka.”

Yang ibu ku selalu katakan “Hidup harus berarti buat banyak orang“, karena pada saat kita kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa, hanya satu yang kita bawa yaitu Kasih kepada sesama serta Amal dan Perbuatan Baik kita. Kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang, kenapa kita harus tunda.

Karena menurut ibuku umur manusia terlalu singkat, hari ini kita memiliki segalanya, namun satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta. Apa yang kita bawa?

Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hati ku, saat itu juga aku merasa menjadi orang yang tidak berguna, bahkan aku merasa tidak lebih dari seonggok sampah yang tidak ada gunanya, dibandingkan adik kecil ini.

Aku yang selama ini merasa menjadi orang hebat dengan pendidikan dan jabatan tinggi, namun untuk hal seperti ini, aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu dan sangat malu. Ya.. Tuhan, Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepada Mu.

Hanya Kasih yang sempurna serta Iman kepada Mu lah yang dapat mengiringiku masuk ke Surga. Terima kasih adik kecil, kamu adalah malaikat ku, yang menyadarkan aku dari tidur nyenyak ku.

(Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran)

Lakukanlah perkara-perkara kecil, dengan membagikan cerita ini kepada semua orang, semoga hasil yang didapat dari hal yang kecil ini berdampak besar buat banyak orang.


Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2378790&page=3

Selanjutnya...
gravatar

Kapan Aku Bisa Bangga Menjadi Orang Indonesia...

Kenapa aku merasa sulit berbangga hati menjadi orang indonesia...?
Apakah karena...
Korupsi sudah menjadi bagian dari kehidupan,, merajalela dari tingkat yang paling tinggi sampe ke kalangan yang tidak "bertingkat"...
Pembunuhan,, penipuan,, pencabulan dan entah apa namanya,, sudah menjadi pemandangan sehari-hari baik di kota-kota besar sampe ke pelosok bahkan sampe gang buntu pun... huuhhhh negeriku...

Ataukah karena melihat ketidakadilan terjadi dimana-mana..?
Jangankan ditingkat rumah tangga,, di lembaga peradilan pun masih bisa terjadi...ckckckckck...
Belum lagi melihat saudara-saudaraku yang kehidupannya belum bisa disebut "layak" padahal menurut "Orang-Orang disana" Negeriku ini Kaya,, Sumber Daya Alam yang berlimpah... " tapi kenapa...? "

Atau mungkin media entah itu elektronik maupun cetak saja yang terlalu berambisi mengumbar "Aib" Negeriku ini hingga mata hatiku teralihkan dari hal-hal indah tentang negeriku...?

Tapi aku yakin suatu saat nanti aku pasti bangga menjadi orang indonesia,,,
karena "disana" masih ada orang-orang yang teguh memegang pendiriannya,, "disana" masih ada para pendidik yang dengan sabar dan tulus membina generasi muda negeriku ini... Yaachh,,,ternyata "disana" masih ada harapan...

Selanjutnya...
gravatar

Orang Gila Itu Lagi...

Hai orang gila...
Hari ini kita bersua lagi...
Kau masih seperti sebelumnya,,, slalu tersenyum...
Entah apa yang membuat kau slalu tersenyum,, aku tak mengerti...
Yang aku tau senyum itu isyarat hati yang sedang berbahagia...

Entahlah...
Atau mungkinkah itu senyuman hati yang terluka...?
ataukah senyum kepedihan...?
ahhh... smoga bukan itu...

Hai orang gila...
Sayang,,, aku tak tau namamu...
Seandainyapun senyuman itu senyum kepedihan dan pahit getirnya hidupmu...
Aku berharap...
Smoga kelak senyum itu menjadi senyum kebahagiaan yang abadi...
Smoga...!

Selanjutnya...
gravatar

Kenali Kepribadian dan Jatidirimu

Kenali kepribadian dan jatidirimu maka kamu pasti tahu bagaimana harus berfikir dan bersikap dalam hidup.

Florence Litteur, penulis buku “Personality Plus” menguraikan, ada empat pola watak dasar manusia.

Pertama : Watak Sanguinis, "Yang  Populer"  adalah watak yang sangat menyenangkan untuk dijadikan teman. Selera humornya tinggi. Ia adalah mesin bicara yang tak henti mengeluarkan kata-kata,,, (Baca lanjutannya dalam eBook Mengenal Watak Sanguinis).


Kedua : Watak Melankolis, “Yang Sempurna”  Mereka adalah orang-orang yang serius terhadap tujuan, mengabdi kepada ketertiban dan keteraturan, serta sangat menghargai kecerdasan dan keindahan, sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam,,, (Baca lanjutannya dalam eBook Mengenal Watak Melankolis ).

Ketiga : Watak Koleris, "Yang Kuat" Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya,,, (Baca lanjutannya dalam eBook Mengenal Watak Koleris ).

Keempat : Watak Phlegmatis, “Cinta Damai” Tuhan menciptakan watak Phlegmatis yang Damai sebagai orang istimewa untuk menjadi bantalan bagi emosi tiga watak lainnya, untuk memberikan kestabilan dan keseimbangan. Orang Phlegmatis yang Damai meredakan rencana gila orang Sanguinis yang Populer. Orang Phlegmatis yang Damai tidak mau menjadi terlalu terkesan dengan keputusan cemerlang orang Koleris yang Kuat. Orang Phlegmatis yang Damai  tidak menganggap terlalu serius rencana rumit orang Melankolis yang Sempurna. Orang Phlegmatis yang Damai adalah pemberi keseimbangan besar bagi kita semua, yang memperlihatkan kepada kita “Ini tidak penting sekali”. Dan dalam jangka panjang, memang itu tidak benar-benar penting,,, (Baca lanjutannya dalam eBook Mengenal Watak Phlegmatis ).

Keempat watak diatas pada dasarnya juga dimiliki setiap orang yang beda hanyalah kadarnya. Oleh sebab itu muncullah beberapa kombinasi watak manusia seperti Koleris Sanguinis, Koleris Melankolik, Phlegmatis Melankolik dan lain sebagainya.


Nah.. Setelah membaca ebooknya termasuk golongan yang manakah anda..?

Selanjutnya...
gravatar

Cara Mudah Menjadi Penulis Hebat




Anda bisa bicara...?
Kalau iyaa... Anda pasti bisa menulis.

Temukan tips menulis dalam eBook : Cara Mudah Menjadi Penulis Hebat

Silahkan di Download disini Gratis..!!!

Selanjutnya...
gravatar

Orang Gila itu...

Orang gila itu...
Aku kagum padanya...
Dia selalu tersenyum menjalani hidup...
Walaupun...
Dia makan dari sisa-sisa makanan yang dibuang di tong sampah...
Dia tidur di emperan toko, di pinggiran jalan
Pakaiannya kotor,kusut,robek lagi... itupun cuma satu yang melekat dibadannya saja
tapi dia tetap tersenyum,,tidak pernah mengeluh,, tidak pernah marah
Walaupun orang-orang di sekelilingnya
menertawakannya,,mencemoohnya,,menghinanya bahkan mengusirnya,,
semua dibalasnya dengan seyuman...

wahai orang gila..
sungguh mulia hatimu...
Andai Orang-orang waras itu merasakan apa yang kau rasa,, makan apa yang engkau makan..
apakah mereka masih bisa tersenyum seperti senyumanmu..?
Andai mereka dihina,,dicaci dan dimaki..
apakah mereka sanggup membalasnya dengan senyum..?

Selanjutnya...
gravatar

Kabar Gembira Bagi Para Perokok


KABAR GEMBIRA BAGI PARA PEROKOK...MENANGKAN HADIAH YANG TELAH DISEDIAKAN OLEH PANITIA LOMBA MEROKOK SEDUNIA...




Hadiah I: Kanker jenis terbaru, infeksi hati, gondok, radang selaput lendir, migrain, tumor otak, lumpuh, tekanan darah tinggi, ashma.







Hadiah II: Radang hati, radang selaput otak dan sumsum tulang belakang, penyakit bronkhitis.








Hadiah III: Paru paru bengkak, penyempitan pembuluh darah, radang gusi, rematik, sakit jantung, kanker hati. 






Hadiah hiburan terdiri dari : Penimbunan tar, napas tersengal-sengal, gigi berkarang, kehilangan nafsu makan, pembengkakan gusi.

HADIAH BISA DIAMBIL LANGSUNG DI KUBURAN TERDEKAT.
Ayo para perokok....jangan ketinggalan, anda berkesempatan memenangkan satu hadiah bahkan lebih.

Selanjutnya...
gravatar

9 Tips Menyegarkan Otak

Dorothea Brande, penulis dan editor asal Amerika Serikat yang terkenal dengan bukunya "Wake Up and Live and Becoming a Writer", menyarankan beberapa latihan mental untuk membuat pikiran Anda jadi lebih tajam. Latihan-latihan dimaksudkan untuk menarik Anda keluar dari kebiasaan dan rutinitas, memberikan Anda perspektif berbeda, serta menempatkan Anda dalam situasi yang membutuhkan akal serta kreativitas dalam memecahkan masalah.

Brande percaya, hanya dengan melakukan pengujian dan peregangan sendiri Anda mengembangkan kekuatan mental. Berikut sembilan latihan yang disarankan oleh Brande yang bisa Anda coba, seperti dikutip dari Divine Caroline.

1. Habiskan satu jam setiap harinya dengan tidak berkata apa-apa. Kecuali, untuk menjawab pertanyaan secara langsung, di tengah-tengah kelompok, tanpa menimbulkan kesan bahwa Anda merajuk atau sakit. Cobalah bersikap sebiasa mungkin.

2. Berpikirlan selama 30 menit setiap hari tentang satu subjek. Mulailah dengan berpikir dalam lima menit jika 30 menit terlalu lama.

3. Berbicaralah selama 15 menit per hari tanpa menggunakan kata "Aku", "Saya", dan  "Milik saya".

4. Cobalah untuk diam di tengah keramaian.

5. Lakukan kontak dengan orang baru dan biarkan ia menceritakan banyak hal soal dirinya tanpa ia menyadari.

6. Ceritakan secara eksklusif tentang diri sendiri dan kesenangan Anda tanpa mengeluh, membual atau membuat bosan teman Anda.

7. Buat rencana selama dua jam per hari dan lakukan rencana itu dengan konsekuen.

8. Buatlah 12 kegiatan yang dilakukan secara acak dan spontan. Misalnya, sepulang mendatangi tempat makan yang belum pernah dikunjungi sebelumnya lalu pulang bukan dengan naik taksi tetapi ojek. Atau, biasanya pada pagi hari Anda minum kopi, minumlah air putih atau jus. Usahakan kegiatan tersebut berbeda dari rutinitas Anda.

9. Dari waktu ke waktu, luangkan setiap harinya menjawab "Ya" untuk setiap permintaan orang lain, tapi tentunya yang masuk akal.


Sumber : Yahoo News

Selanjutnya...
gravatar

Sabar... tidak semudah mengucapkannya

"Sabar" memang hanya satu kata saja gampang diucapkan tapi mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari ternyata tidak semudah mengucapkannya.

walau tidak mudah,, sebagai seorang muslim sudah seharusnyalah kita berusaha menerapkan sabar dalam kehidupan sehari-hari.

" Yaa.. aku harus berusaha sabar walau sabar itu pahit,, tapi katanya buahnya sabar itu manis rasanya,, waahhh jadi penasaran pingin merasakan manisnya buah kesabaran... tapi yaa harus sabar lagi..."

Seorang sahabatku berkata : " SABAR ITU IMAN - IMAN ITU SABAR " ,, aku bertanya apa maksudnya..? sahabatku berkata lagi : "tanpa iman kita gakkan pernah merasa sabar,sabar itu timbul karena kita sudah mempunyai kekuatan iman..dan sabar itu hasil dari ridho yang kita jalanin..". Terimakasih sobat..telah mengajariku tentang sabar.

Selanjutnya...
gravatar

Aku Menangis untuk Adikku 6 Kali

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ...Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya?
Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga di universitas. Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"

Dia menjawab,tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu,ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku."Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.

"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"

"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.
"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.

Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

(Diterjemahkan dari "I Cried for My Brother Six Times")

Sumber : Kaskus

Selanjutnya...
gravatar

Hati,, Oooh.. Hati..

"Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati"

Ada benarnya juga ungkapan diatas,, kalau gigi yang sakit gampang nyari obatnya di apotek bwaanyak tinggal pilih, asal obatnya cocok pasti sembuh,, kalau gak sembuh juga,, CABUT...!! dijamin tewas dah tu si sakit gigi.

Tapi... kalau hati yang sakit... duhhh kemana tuh obat harus dicari,, dokter saja gak bisa berbuat banyak kalau urusan hati.

Oooh.. Hati..
Maha kuasa ENGKAU yang telah menciptakan HATI..
Lukanya tidak terlihat,, tapi rasa sakitnya bukan kepalang...

Selanjutnya...
gravatar

Memuji itu seni

Memuji itu seni,, yaa... biasanya yang dipuji orang itu hal-hal yang baik atau bagus seperti cantik, pinter dan seterusnya laahh...

Memuji itu juga cara paling sederhana untuk menunjukkan rasa cinta dan sayang Anda pada seorang wanita,, yaa katanya sih wanita emang suka dipuji apalagi pujian itu dari orang yang dicinta & dikasihinya,, waahh pasti dech dia makin cinta dan sayang +++...

Karena memuji itu seni gak bisa sembarangan dong ngobral kata-kata indah ntar jadi salah ato gak nyabung gitu loohh...

Naahh ini dia beberapa tips memberi pujian dengan cara tepat :

@. Pujian tulus
Pujian tidak boleh sekadar untuk mencari perhatian wanita. Inilah yang terjadi selama ini. Kebanyakan pria kurang tulus saat memberikan pujian pada pasangan. Padahal, itu dapat mengurangi nilai seorang pria di mata wanita. Kaum hawa menginginkan pasangannya memuji dengan tulus.

@. Pujian terbaik
Wanita menyukai pujian yang cerdas dan rinci. Jadi, tidak hanya pujian singkat, seperti "Pakaianmu bagus" atau "Kamu cantik". Ini tidak akan membuatnya terkesan. Wanita ingin mendengar penjelasan lebih banyak, misalnya Anda menjelaskan di mana letak bagusnya atau di mana letak kecantikannya. Makin rinci pujian Anda, hatinya makin melambung.

@. Sering dipuji
Kebanyakan wanita tidak cukup hanya mendapatkan sekali pujian dari pasangan. Mereka menerjemahkan pujian juga sebagai bukti bahwa pasangannya selalu memikirkan dirinya. Bila pujian hanya disampaikan sebulan sekali, biasanya hubungan tidak terlalu bergairah. Pujian harus diberikan sesering mungkin (tidak peduli apakah yang dipuji sebenarnya hal sepele) selama disampaikan dengan tulus, akan membuat hubungan makin kuat.

@. Pujian di tempat umum
Pujian yang tulus memiliki efek yang lebih besar jika disampaikan di depan teman-teman atau keluarga. Pujian yang diutarakan di depan orang lain akan membuatnya merasa bangga. Dia akan memaknainya sebagai ekspresi penghormatan dan penghargaan Anda kepadanya.


Sumber : Dating Tips

Selanjutnya...
gravatar

Apakah Aku Benar Benar Memiliki...

Telah kuberikan semua yang ada didalam jiwa
Tak tersisa walau sekecil debu
Ku ikhlaskan goresan rasa namun kata yang indah
Selalu berlabuh di tempat yang salah

Hari sepi menikam dalam
Tak adakah secercah harapan

Biduk cinta yang hampir karam coba aku tahan
Sempat goyah sempat aku bosan
Hasrat hati yang kini terganggu oleh rasa ragu
Kemanakah rindu yang kemarin

Ungkapkanlah isi hatimu
Jangan pernah berpaling dariku
Tunjukkanlah rasa cintamu
Jangan sampai aku bertanya

Apakah aku benar-benar memiliki
Apakah aku benar-benar memiliki
Kamu

By : Iwan Fals

Selanjutnya...
gravatar

Jujurlah padaku...

Slama ini aku slalu sabar mendengar keluh-kesahmu
Dan akupun berusaha semampuku memberikan solusi ataupun jalan keluarnya,, demi kebaikan kita...
Tapi knapa kau tega berlaku tidak jujur padaku...
Aku tidak bilang kau bohong,, hanya saja aku ga' habis pikir kenapa...???

Sepenuh hati aku menyayangimu
Aku ingin kau bahagia,, aku ingin kau senang..

Jika saja kau mau terbuka...ceritakan apaadanya jangan ada yang ditutup-tutupi,, dengan begitu aku lebih bisa memikirkan jalan keluar yang terbaik untuk kita..

Tapi sudahlah...
Yang sudah terjadi yaa biarlah seperti itu,, mungkin itulah yang terbaik..

Selanjutnya...

Entri Populer